Koperasi di Dunia dan Analisis
Perkoperasian di Indonesia
Amerika
Serikat
Koperasi SUNKIST
Sunkist
dibentuk oleh sekelompok petani jeruk pada tahun 1893 yang menyadari manfaat
koperasi bagi pemasaran hasil jeruk mereka Pada saat itu pengelolaan industri
jeruk terkotak-kotak, distribusi yang acak-acakan, agen yang curang, dan harga
yang tidak menentu sehingga mengancam kehidupan para petani jeruk. Dalam
situasi seperti ini koperasi merupakan jawaban yang tepat. Pada saat
pendiriannya masih bernama Southern California Fruit Exchange, kemudian menjadi
California Fruit Growers Exchange. Baru pada tahun 1907 menggunakan nama
Sunkist, dan pada tahun 1908 secara resmi nama Sunkist menjadi ”trade mark”
(cap dagang) bagi produk jeruk yang berkwalitas prima yang dipasarkan. Pada
tahun 1952 dengan resmi koperasi pemasaran jeruk ini menggunakan nama Sunkist Growers
Inc, yang kemudian menjadi “cap dagang” yang terkenal di seluruh dunia.
India
Koperasi Susu AMUL
Kondisi para
petani/peternak kerbau perah India yang rata-rata miskin, yang hasil susunya
jadi objek pemerasan para tengkulak telah menggerakkan para nasionalis India
untuk mendorong para peternak akan dapat memasarkan sendiri produk susunya
melalui koperasi, sehingga terbentuklah AMUL pada tahun 1946.
Berkat kordinasi yang kuat dan jelas antar tingkat organisasi koperasi: tingkat
federasi menangani pemasaran pada tingkat nasional dan internasional dan
mengkordinasi para pengecer dan pedagang, tingkat distrik/union (sekunder)
terlibat dengan prosessing/pengelolaan produk, menyediakan makanan ternak,
menyediakan dokter hewan dan menyelenggarakan pendidikan/pelatihan, sedangkan
organisasi primer mengumpulkan/membeli susu dari petani/peternak untuk
disetorkan/dijual kepada koperasi distrik/union dengan harga layak.
Dengan manajemen yang professional dan dibantu para teknorat, maka ”merk
dagang” AMUL melalui GCMMF (Gujarat Cooperative Milk Marketing Federation) saat
ini menjadi perusahaan pengolah makanan/minuman dan susu terbesar di India.
Berkat prestasinya ini AMUL mendapatpenghargaan dari dalam negeri maupun luar
negeri.
AMUL adalah “merk dagang” (brand name) dari produk-produk makanan/minuman dari
susu yang dipasarkan oleh Gujarat Cooperative Milk Marketing Federation Limited
(GCMMF), yang juga merupakan induk koperasi susu (apex) di negara bagian
Gujarat.
Meskipun hanya sebagai “merk dagang”, yang mencakup produk semua tingkat
koperasi susu, dalam kenyataannya nama AMUL jauh lebih dikenal, baik pada
tingkat nasional maupun internasional sebagai koperasi/perusahaan yang mengolah
dan memasarkan produk-produk susu di India maupun keberbagai negara, ketimbang
GCMMF. AMUL selain merupakan akronim dari Anand Milk Union Limited, juga
berasal dari bahasa Sanskrit (India kuno) AMOOLYA yang berarti “tidak ternilai”
(priceless).
Korea
NACF
Koperasi Pertanian
Pembangunan
koperasi pertanian di Korea Selatan, benar-benar dimulai dari atas (top down
approach) melalui pembentukan NACF (National Agricultural Cooperative
Federation - 1961) oleh pemerintah militer sebagai koperasi pertanian tingkat
nasional, yang kemudian baru dibentuk koperasi-koperasi pertanian tingkat
primer. Pembentukan koperasi pertanian ini oleh pemerintah dipergunakan sebagai
sarana pembangunan ekonomi di pedesaan.
Seiring dengan
perubahan iklim totaliter ke iklim demokrasi (1987), maka struktur organisasi
koperasi pertanian Korea yang sejak awal pendiriannya dikendalikan oleh
pemerintah (termasuk Ketua NACF yang ditunjuk oleh Presiden Korea Selatan)
berubah menjadi organisasi ekonomi yang demokratis, yang kepengurusan maupun
kebijakan organisasi dan usahanya ditentukan dari bawah. Meskipun demikian
pemerintah tetap memberikan dukungan kepada koperasi pertanian, antara lain
dalam bentuk keringanan pajak.
Dalam kondisi
organisasi yang demokratis serta mendapat dukungan pemerintah seperti diatas,
maka koperasi pertanian Korea Selatan yang sejak awal hingga saat ini tetap
setia sebagai koperasi pertanian dapat mengembangkan usaha pelayanan dalam
berbagai bidang: produksi, pemasaran, distribusi serta jasa keuangan (perbankan
dan asuransi), tanpa melupakan faktor pendukungnya berupa diklat dan media
masa. Kegiatan NACF dengan tetap berfokus pada pelayanan kepada anggota, bukan
saja berkembang pada tingkat nasional, tapi juga meluas ke tingkat
internasional.
Meskipun
koperasi di kalangan para petani Korea sudah dikenal pada awal abad 20, tetapi
koperasi pertanian seperti yang kita kenal pada saat ini, baru dimulai pada
1961, yaitu saat pembentukan NACF yang merupakan gabungan antara
koperasi-koperasi pertanian yang telah dibentuk oleh para petani sendiri dengan
Bank Pertanian. Pembentukan NACF ini dilakukan oleh pemerintahan militer
sebagai sarana pembangunan ekonomi di pedesaan.
Selandia Baru/New Zealand
Koperasi Susu FONTERRA
Mengembangkan tradisi persusuan yang sudah
dimulai sejak abad 19, Fonterra yang
secara resmi baru terbentuk pada tahun 2001
sebagai perusahaan gabungan dari
koperasi-koperasi susu terbesar di Selandia
Baru, kemudian menjadi salah satu perusahaan
susu terbesar di dunia yang berbentuk
koperasi. Fonterra adalah koperasi susu yang berbasis di Selandia Baru, tetapi
kegiatan usahanya
merupakan perusahaan multinasional yang
produk-produknya dipasarkan di lebih 140 negara.
Sebagai perusahaan susu, Fonterra termasuk 10
besar di dunia, yang menguasai sepertiga
perdagangan produk susu internasional.
Sedangkan sebagai koperasi yang dimiliki oleh lebih
dari 11.000 peternak sapi perah di Selandia
Baru sebagai anggota, yang memasok susu
kepada koperasi untuk diproses, pada
gilirannya juga menerima sebagaian dari keuntungan
dari koperasi.
Analisis
Perkoperasian di Indonesia
Koperasi dapat disebut sebagai
gambaran pondasi dasar ekonomi bangsa Indonesia karena mempunyai dasar azas
kekeluargaan , akan tetapi kondisi saat ini tidak mudah menjalankan kegiatan
perkoperasian di Indonesia hal ini tidak dipungkiri karena banyaknya jumlah penduduk
kita yang banyak daripada tahun 1950 sampai tahun 1980 yang pada tahun - tahun
itu koperasi di Indonesia sedang tumbuh .
Permasalahan yang dihadapi koperasi
pun beragam pada era globalisasi ini dari masalah internal koperasi atau
masalah eksternal koperasi,dan bukan hanya itu saja masalah yang dihadapi
perkoperasian di Indonesia, masalah permodalan koperasi, dan masalah
Re-generasi dalam pengurusan koperasi tersebut.
Dan dapat dijabarkan masalah masalah koperasi secara
umum adalah :
1. Koperasi jarang
peminatnya
2. Sulitnya
koperasi berkembang
3. Masalah
permodalan
4. Masalah
Internal dengan contoh sistem kerja, Re-generasi organisasi, system pengawasan
kerja koperasi dan Dll
Karena masalah koperasi sangat luas
dan sangat komplek maka diperlukan sebuah ide /pemecahan masalah yang dapat
membantu koperasi untuk berkembang, dan apabila tidak segera diatasi maka akan
sulit bagi kita untuk menyelesaikan masalah tersebut pada masa mendatang karena
masalah dapat berlarut – larut dan dapat berdampak sangat negatif bagi koperasi
tersebut.
Perlunya analisis masalah dapat
membuka langkah – langkah untuk segera menyelesaikan masalah yang dihadapi
dengan terstuktur dengan baik dan dapat langsung menyelesaikan inti dari
masalah itu dengan solusi – solusi yang dapat diterima oleh semua pengurus
maupun anggota koperasi tersebut.
Analisis dari masalah – masalah koperasi diatas
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Koperasi
kurang peminat bisa dikarenakan kalah bersaing dengan lembaga – lembaga
yang bergerak dibidang pemberian modal , lembaga pemberian kredit atau lembaga
penyimapanan dana contohnya perbankan.
2. Sulitnya
koperasi berkembang bisa dikarenaka adanya faktor internal dan eksternal yang
kurang mendukung kinerja koperasi dan memungkinkan koperasi sulit berkembang
pula.
3. Masalah
permodalan bisa dikarenakan kurang kepercayaan anggota terhadap
kepengurusan koperasi yang bedampak pada proses kegiatan simpan – pinjam para
anggota, padahal itu adalah sumber dana pokok bagi perkoperasian untuk
mengembangkan usaha – usahanya untuk mencari tambahan keuntungan atau hasil
usaha.
4. Masalah
Internal dengan contoh sistem kerja, Re-generasi organisasi, system pengawasan
kerja koperasi dan Dll bisa dikarenakan system kerja yang salah penerapannya
,lambatnya re-generasi pengurus dari yang tua ke yang muda dengan
kriteria bewawasan luas, intelektual tinggi .
Dari masalah dan analisis – analisis
diatas maka kita dapat mencari solusi yang tepat, contohnya sebagai berikut :
Ø Karena koperasi
kekurangan peminat yang timbul karena lembaga – lembaga keuangan, menurut saya
dapat diatasi dengan member inovasi – inovasi yang dapat menarik minat orang
banyak untuk bergabung menjadi anggota, contohnya dengan mengadakan kegiatan
yang sifatnya memberi peluang usaha bagi anggota dan menambah skill bagi
anggota yang bermanfaat untuk menghasilkan pendapatan bagi mereka misal membuka
traning pembelajaran ,kursus menjahit, bercocok tanam tanaman budidaya, cara
budidaya tambak ikan , keterampilan mesin otomotif & kerajinan tangan
berupa souvernir yang laku dijual dan menghasilkan pendapatan.
Ø Koperasi
sulit berkembang solusi tepat untuk masalah itu dapat berupa memperbaiki system
kerja para pengurus dan anggota serta melakukan gerakan promosi koperasi di
lingkungan sekitar untuk mendukung langkah – langkah yang direncanakan ,setelah
itu kita mencari peluang peluang untuk mengembangkan koperasi dengan cara
membuat proposal rencana usaha untuk permintaan bantuan kepada pemerintah
setempat agar rencana – rencana itu didukung baik secara fisik maupun secara
materi.
Ø Solusi untuk
masalah permodalan sangat berhubungan dengan point masalah kedua, mungkin dapat
diatasi dengan melakukan joint veture atau merge dengan perusahaan yang sama
bidang usahanya ,ataupun dengan sumber daya manusia yang dimaksud adalah
pengurus koperasi biasanya mereka – mereka yang merupakan tokoh masyarakat
sehingga dapat dikatakan rangkap jabatan, tetapi dapat berdampak juga bagi
kelangsungan koperasi karena kondisi seperti inilah yang menyebabkan ketidak
fokusan terhadap pengelolaan koperasi itu sendiri, dengan contoh walaupun
diadakan rapat anggota untuk menyelesaikan masalah tetapi karena seseorang
mempunyai kuasa pasti menimbulkan rasa sungkan bagi yang lain untuk
mengutarakan idenya padahal idenya mungkin lebih bagus daripada seseorang yang
punya memberi modal tersebut.
Selain rangkap jabatan biasanya pengurus koperasi
sudah lanjut usia sehingga kapasitasnya terbatas. Perlu dilakukan pengarahan
tentang koperasi kepada generasi muda melalui pendidikan agar mereka dadat
berpartisipasi dalam koperasi. Partisipasi merupakan faktor yang penting dalam
mendukung perkembangan koperasi. Partisipasi akan meningkatkan rasa tanggung
jawab sehingga dapat bekerja secara efisien dan efektif.
Untuk mendukung proses berkelanjutan koperasi perlu
re-generasi dari pengurus yang tua ke pengurus yang lebih muda
dengan cepat dan sebelumnya pengurus muda harus dibekali pengetahuan yang luas
untuk mengatasi masalah – masalah yang biasa timbul, biasanya diberikan
oleh seniornya yang sudah mempunyai pengalaman banyak, paragraf ini sudah
menjawab poin analisis masalah ke 4.
Itulah sekilas masalah yang dihadapi koperasi di
Indonesia dan solusi untuk menemukan jalan keluar untuk masalah tersebut.
Analysis of Cooperatives in
Indonesia
Cooperatives may be cited as an illustration of the basic foundations of the economy of Indonesia because it has the basic principle of kinship , but the current state is not easy to run a cooperative activity in Indonesia this is no doubt due to the large number of our population that is more than 1950 to the year 1980 - the year The cooperatives in Indonesia is growing .
The problem faced by the cooperative were varied in this globalization era of cooperative internal problems or external problems of cooperatives , and not only that the problems facing cooperatives in Indonesia , the problem of capital cooperatives , and Re - generation problems in the management of the cooperative .
And the problem can be described in general cooperative problem are :
1 . Cooperative rarely demand
2 . The difficulty of developing cooperative
3 . problem of capital
4 . Internal problem with the working system example , Re - generation organization , system monitoring and cooperative working Etc.
Since the problem is very broad and very cooperative complex will require an idea / problem solving that can help cooperatives to thrive , and if not addressed it will be difficult for us to resolve the issue in the future because of the problem can be drawn - and can be very negative impact for the cooperative .
The need for analysis of the problem can unlock steps - steps to resolve the problems faced by a well structured and can directly resolve the core of the problem with a solution - a solution that is acceptable to all the officials and members of the cooperative.
Analysis of the problem - the problem of cooperative above can be summarized as follows :
1 . Less cooperative because applicants can not compete with institutions - institutions engaged in the provision of capital , lending institutions or banking institutions for example penyimapanan funds .
2 . The difficulty of developing cooperative could dikarenaka presence of internal and external factors that are less supportive and cooperative performance allows cooperatives to thrive anyway .
3 . The problem could be due to lack of trust capital to the members of the cooperative stewardship bedampak on the activities of savings - borrow the members , but it is the principal source of funding for the cooperative to develop the business - his efforts to seek additional profits or results of operations .
4 . Internal problem with the working system example , Re - generation organization , system monitoring and Etc. cooperative work could be due to incorrect application system work , the slow re - steward of the old generation to the young with bewawasan broad criteria , high intellectual .
Of the problem and analysis - the analysis above, we can find the right solution , for example as follows :
Ø Due to shortage of enthusiasts cooperatives arising from institutions - financial institutions , I think can be addressed by members of innovation - innovation that can attract many people to become members , for example by organizing activities that provide business opportunities for its members and for members who add skill useful to generate revenue for their traning eg open learning , sewing , planting crops , aquaculture fish way , the skills of automotive engines & crafts such souvenir is sold and generate income .
Ø Cooperative difficult to develop the right solution to fix the problem it may be a work system administrators and members as well as the promotion of the cooperative movement in the environment to support the measures - measures planned , after that we seek opportunities to develop cooperative opportunities with how to create a business plan for the proposal request assistance to local governments in order to plan - the plan was supported both physically and materially .
Ø The solution to the problem of capital is closely related to the second point the problem , may be resolved by a joint veture or merge with the same company 's line of business , or the human resources in question are usually cooperative management of them - they are a public figure so that it can be said duplicate positions , but can also affect the viability of cooperatives as conditions like these that cause lack of co-operative management fokusan against itself, although with the example of the meeting of members was held to resolve the problem but because someone has the power definitely creates a feeling embarrassed for others to express his ideas when possible better than someone who has given the capital .
In addition to double post usually cooperative management are elderly so that its capacity is limited . There needs to be briefed about the cooperative to young people through education so that they dadat participating in the cooperative . Participation is an important factor in supporting the development of cooperatives . Participation will enhance the sense of responsibility so that they can work efficiently and effectively .