The Hardest Thing To Do Is Being Next To Someone You Know You Can't Have - Vigos

Senin, 27 Juni 2016

Essay Motivasi Kerja



ESSAY MENGENAI MOTIVASI KERJA

Banyak lulusan sarjana sekarang yang mengambil bidang pekerjaan bukan pada bidang study atau jurusan yang mereka ambil.Hal ini disebabkan semakin sempitnya lahan pekerjaan yang tersedia sehingga memicu hal tersebut.Dengan hadirnya Masyarakat Ekonomi Asia akan menimbulkan semakin sempitnya lahan pekerjaan yang ada sekarang.Hal tersebut bisa saja terjadi dikarenakan semakin ketatnya persaingan perusahaan antara perusahaan kompetitor lainnya. Pihak perusahaan juga membutuhkan tenaga ahli yang mampu mendongkrak kinerja perusahaan sehingga perusahaan tersebut tetap bisa bertahan dalam kebijakan MEA tersebut. Dengan demikian perusahaan mungkin mengambil tindakan PHK (Putus Hubungan Kerja).Jika PHK terjadi , di dalam masyarakat akan terjadi kesenjangan ekonomi yang cukup tinggi dikarenakan banyak yang akan terkena imbas tersebut.PHK juga dipicu oleh tingkat keahlian orang yang akan bergabung/keluar dari perusahaan tersebut dan sebagian besar tenaga kerja dari negara lain memiliki etos kerja yang tinggi,bayaran tenaga kerja asing pun juga akan meminimalisir pengeluaran perusahaan dikarenakan mereka tidak menuntut gaji/upah yang tinggi.Oleh sebab itu Pemerintah seharusnya memberikan keterampilan khusus bagi orang-orang yang hanya tamatan SMA dan lainnya.Dengan demikian mereka bisa bersaing dengan tenaga kerja asing lainnya dan menanamkan etos kerja yang tinggi agar perusahaan mau memakai jasa mereka.

Tulisan Ini Untuk Memenuhi Tugas Softskill Mata Kuliah Akuntansi Internasional.
Dosen: Jessica Barus, SE., MMSI.
Nama: H.Rizky
Universitas Gunadarma

AKUNTANSI INTERNASIONAL ANALISIS JURNAL 3

ANALISIS JURNAL 3

Topik / Tema               :           PSAK 13
Judul                           :           Analisis Implementasi PSAK 13 Dan Dampaknya Pada Beban Pajak Penghasilan Perusahaan (Studi Pada PT. Ciputra Development Tbk Tahun 2010 - 2012)
Nama Penulis              :           Joko Susilo
Muhammad Saifi
Devi Farah Azizah
Laporan keuangan merupakan informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat pertanggungjawaban
dan komunikasi manajemen kepada pihak-pihak yang membutuhkannya. Salah satu implementasi dari penggunaan nilai wajar berada pada PSAK 13 tentang Properti Investasi (Wibisana, 2011). Perbedaan antara PSAK 13 sebelum dan sesudah adopsi IFRS adalah penggunaan metode penilaian properti investasi, kalau sebelum adopsi IFRS penilaian properti investasi harus menggunakan model biaya, sedangkan PSAK 13 setelah adopsi IFRS diperbolehkan untuk memilih apakah perusahaan ingin menggunakan model biaya atau model nilai wajar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan fokus penelitian nilai properti investasi, akumulasi penyusutan, selisih nilai wajar properti investasi, laba sebelum pajak, dan beban pajak penghasilan. Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan tahun 2010-2012. Hasil penelitian ini adalah perbedaan penggunanan metode penilaian properti investasi akan memberikan dampak pada beban pajak penghasilan perusahaan. Pada tahun 2010 ketika PT Ciputra Development Tbk menggunakan model biaya, beban pajak penghasilan perusahaan sama dengan beban pajak penghasilan perusahaan ketika menggunakan model nilai wajar karena tidak ada pajak final tambahan. Pada tahun 2011 beban pajak penghasilan perusahaan menggunakan model biaya lebih kecil dibandingkan dengan beban pajak penghasilan model nilai wajar. Kemudian pada tahun 2012, beban pajak penghasilan perusahaan model biaya juga lebih kecil dibandingkan dengan beban pajak penghasilan perusahaan model nilai wajar.

Sumber            :           Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016|

Tulisan Ini Untuk Memenuhi Tugas Softskill Mata Kuliah Akuntansi Internasional.
Dosen: Jessica Barus, SE., MMSI.
Nama: H.Rizky
Universitas Gunadarma




AKUNTANSI INTERNASIONAL ANALISIS JURNAL 2



ANALISIS JURNAL 2

Topik / Tema   :           Pasar Modal   
Judul               :           INTEGRASI PASAR MODAL INDONESIA DAN BEBERAPA BURSA DI DUNIA (PERIODE JANUARI 2013 - MARET 2013)
Nama Penulis  :           Jeina Mailangkay       

Krisis keuangan global yang terjadi di suatu negara maju dapat mempengaruhi negara lainnya terutama dalam kaitannya dengan pasar modal. Hal ini dikarenakan adanya efek penularan sehingga banyak investor yang menarik kembali investasinya karena tidak ingin merugi. Hal ini juga merupakan salah satu dari proses terciptanya integrasi pasar modal. Jenis penelitian ini, merupakan penelitian korelasional yang merupakan jenis penelitian yang mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan variabel-variabel dinyatakan dalam satu indeks yang dinamakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antar variabel atau untuk menyatakan besar kecilnya hubungan antara kedua variabel. Metode analisis yang digunakan yaitu korelasi sederhana (Bevariate Correlation) dengan menggunakan bantuan Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 18. Wijaya (2013:52) menyatakan bevariate correlation atau korelasi sederhana atau sering disebut juga prodect moment pearson berguna untuk menguji antar dua variabel. Dalam melakukan uji korelasi perlu diperhatikan test of significant. Hubungan yang signifikan antara IHSG dan DJIA membuktikan bahwa hipotesis pertama diterima. Hasil uji statistik yang menunjukan hubungan yang signifikan antara IHSG dan DAX membuktikan bahwa diterimanya hipotesis kedua. Hubungan yang signifikan antara IHSG dan indeks Hang Seng menyatakan bahwa hipotesis ketiga diterima. Hipotesis keempat dinyatakan diterima karena hasil menunjukan adanya hubungan antara IHSG dengan indeks Nikkei 225, namun hubungan korelasi antara IHSG dengan indeks Nikei 225 ini memiliki hasil yang sangat lemah dan searah yakni 0,451 (Mauliono, 2009). Dapat disimpulkan bahwa IHSG memiliki hubungan yang signifikan dengan Indeks DJIA, yang artinya terintegrasi. IHSG memiliki hubungan yang signifikan dengan Indeks DAX, yang artinya terintegrasi. IHSG memiliki hubungan yang signifikan dengan Indeks Hang Seng, yang artinya terintegrasi. IHSG memiliki hubungan yang signifikan dengan Indeks Nikkei 225, yang artinya terintegrasi.
Sumber            :           Jurnal EMBA Vol.1 No.3 September 2013, Hal. 722-731

Tulisan Ini Untuk Memenuhi Tugas Softskill Mata Kuliah Akuntansi Internasional.
Dosen: Jessica Barus, SE., MMSI.
Nama: H.Rizky
Universitas Gunadarma

AKUNTANSI INTERNASIONAL ANALISIS JURNAL 1

ANALISIS JURNAL 1

Topik / Tema   :           Environmental Performance
Judul           :           PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN DAN KEPEMILIKAN ASING TERHADAP KINERJA KEUANGAN
Nama Penulis  :           Fitria Puji Astuti
Indah Anisykurlillah
Henny Murtini

Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalammenghasilkan laba (Sucipto, 2003). Perusahaan dengan persentase kepemilikan asing yang tinggi diduga dapat menigkatkan kinerja perusahaan karena manajemen dengan kepemilikan asing dapat lebih fokus dan lebih efisien dalam mengarahkan kegiatan operasional perusahaan, sehingga tujuan memaksimalkan profit dapat tercapai. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh sebanyak 10 perusahaan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa laporan keuangan 10 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2012. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, analisis regresi linear berganda dan analisis jalur.  Hipotesis pertama pada penelitian ini ditolak karena perusahaan sampel yang fokus pada kinerja keuangannya cenderung mengesampingkan kinerja lingkungan, begitu juga sebaliknya. Hipotesis kedua pada penelitian ini diterima karena stabilnya kondisi keuangan perusahaan dengan persentase asing yang tinggi akan lebih fokus, disiplin dan efisien dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima karena perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan baik cenderung memiliki kepedulian sosial yang tinggi, karena perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik juga mengungkapkan kepeduliannya terhadap masyarakat dan tenaga kerjanya. Hipotesis keempat dalam penelitian ini diterima karena perusahaan multinasional terutama Eropa dan Amerika Serikat sangat mengedepankan isu-isu sosial, sehingga perusahaan tersebut akan jauh lebih peka dan mengungkapkan tanggung jawab sosialnya dengan lebih lengkap dan terperinci. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja lingkungan tidak berpengaruh secara langsung terhadap kinerja keuangan, tetapi berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja keuangan, sedangkan kepemilikan asing dan pengungkapan CSR berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sumber            :           Accounting Analysis Journal 3 (4) (2014)
Tulisan Ini Untuk Memenuhi Tugas Softskill Mata Kuliah Akuntansi Internasional.
Dosen: Jessica Barus, SE., MMSI.
Nama: H.Rizky
Universitas Gunadarma

Minggu, 08 Mei 2016

MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN



MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN

Definisi Manajemen risiko
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.

Pentingnya Manajemen Resiko Keuangan :
1.    Pertumbuhan jasa manajemen resiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan resiko keuangan.
2.    Adanya harapan yang besar dari investor pihak-pihak berkepentingan lainya, agar manajer keuangan mampu mengidentifikasikan dan mengelola resiko pasar yang dihadapi secara aktif.

Tujuan Manajemen Risiko
Tujuan utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas. Risiko volatilitas harga yang dihadapi disebut dengan risiko pasar. Meskipun volatilitas harga atau tingkat, akuntan manajemen perlu mempertimbangkan resiko lainnya:
1.      Risiko likuiditas, timbul karena tidak semua produk manajemen dapat diperdagangkan secara bebas,Diskontinuitas pasar, mengacu pada risiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga secara bertahap,
2.      Risiko kredit, merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen risiko tidak dapat memenuhi kewajibannya,
3.      Risiko regulasi, adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas public melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu,
4.      Risiko pajak, merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan, dan
5.      Risiko akuntansi, adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat selain bagian dari transaksi yang hendak dilindung nilai.

Mengelola Risiko Keuangan
Pertumbuhan jasa manajemen risiko yang cepat menunjukkan bahwa manajemen dapat meningkatkan  nilai perusahaan dengan mengendalikan risiko keuangan. Manajemen risiko yang aktif dapat dibenarkan dengan beberapa alasan.
Pertama, manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan ekspektasi arus kas perusahaan. Arus kas yang lebih stabil dapat meminimalkan kejutan laba, sehingga meningkatkan nilai kini ekspektasi arus kas. Laba yang stabil juga mengurangi kemungkinan risiko gagal bayar dan kebangkrutan, atau risiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi pembayaran jasa utang kontraktual.
Manajemen eksposur yang aktif memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi pada risiko bisnisnya yang utama. Dengan demikian, suatu perusahaan manufaktur dapat melakukan lindung nilai risiko suku bunga dan mata uang dan berkonsentrasi pada produksi dan pemasaran. Manfaat yang sama juga tersedia bagi lembaga keuangan.
Para pemberi pinjaman, karyawan dan pelanggan juga memperoleh manfaaat dari manajemen eksposur.

Peranan Akuntansi
Akuntan manajemen membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko alternatif, mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi efektivitas program lindung nilai.
Identifikasi Risiko Pasar
Kerangka dasar yang bermanfaat  untuk mengidentifikasikan berbagai jenis risiko market yang  berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya. Dan biasanya disebut sebagai kubus pemetaan risiko. Istilah pemicu nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan eukuitas. Dimensi ketiga dari kubus pemetaan risiko, melihat kemungkinan hubungan antara risiko pasar dan pemicu nilai untuk masing-masing pesaing utama perusahaan.

Menguantifikasi Penyeimbangan
Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen risiko meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternatif strategi respons risiko. Akuntan harus mengukur manfaat dari lindung dinilai dan dibandingkan dengan biaya plus biaya kesempatan berupa keuntungan yang hilang dan berasal dari spekulasi pergerakan pasar.

Manajemen Risiko di Dunia dengan Kurs Mengambang
Risiko kurs valuta asing (valas) adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional. Dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko mencakup :
1.    Antisipasi pergerakan kurs,
2.    Pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan,
3.    Perancangan strategi perlindungan yang memadai, dan
4.    Pembuatan pengendalian manajemen risiko internal.

 Peramalan atas Perubahan Kurs
Informasi yang sering kali digunakan dalam membuat peramalan kurs (yaitu depresiasi mata uang) berkaitan dengan perubahan dalam faktor-faktor berikut ini:
·      Perbedaan inflasi,
·      Kebijakan moneter,
·      Neraca perdagangan,
·      Neraca pembayaran,
·      Cadangan moneter dan kapasitas utang luar negeri,
·      Anggaran nasional,
·      Kurs forward,
·      Kurs tidak resmi,
·      Perilaku mata uang terkait,
·      Perbedaan suku bunga,
·      Harga opsi ekuitas luar negeri.
Hal-hal diatas membantu dalam memprediksi arah pergerakan  mata uang. Namun demikian, biasanya masih tidak cukup untuk memprediksi waktu dan magnitudo perubahan mata uang. Faktor politik sangat memengaruhi nilai mata uang di banyak negara.

Mendefinisikan dan menghitung resiko translasi dan menghitung resiko transaksi.
Potensi terhadap risiko valuta asing timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai aktiva bersih, laba, dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini berpusat pada 2 jenis potensi risiko, yaitu translasi dan transaksi.
a. Potensi Resiko Translasi
Potensi risiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestic atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen mata uang domestic untuk tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan eksternal, pengaruh translasi ini menimbulkan dampak langsung terhadap laba yang dilaporkan. Aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing menghadapi potensi resiko kurs jika suatu perubahan dalam kurs menyebabkan nilai ekuivalen dalam mata uang induk perusahaan berubah.

b. Potensi Risiko Transaksi
Potensi Risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Tidak seperti keuntungan dan kerugian translasi, keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas.

Kontrol pusat terhadap keseluruhan potensi risiko mata uang suatu perusahaan masih dimungkinkan. Agar terlaksana, masing-masing perusahaan afiliasi luar negeri harus mengirimkan laporan potensi risiko multi mata uang kepada kantor pusat perusahaan secara terus menerus. Sekali potensi risiko telah digabungkan berdasarkan mata uang dan negara,  perusahaan dapat melakukan kebijakan lindung nilai terkoordinasi secara terpusat untuk menghilangkan kerugian potensial.

Strategi Perlindungan
Strategi ini mencakup lindung nilai neraca, operasional, dan kontraktual.
1.        Lindung Nilai Neraca
Lindung nilai neraca dapat mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang terpapar. Metode lindung nilai potensi risiko perusahaan positif lainnya dalam sebuah anak perusahaan yang berlokasi di negara yang rentan terhadap devaluasi meliputi: (1) Mempertahankan saldo kas dalam mata uang lokal sebesar tingkat minimum yang diperlukan untuk mendukung operasi yang berjalan, (2) Mengembalikan laba yang di atas jumlah yang diperlukan untuk ekspansi modal kepadainduk perusahaan, (3) Mempercepat penerimaan dari piutang dagang yang beredar dalam mata uang lokal, (4) Menunda pembayaran utang dalam mata uang lokal, (5) Mempercepat pembayaran utang dalam mata uang asing, (6) Menginvestasikan kelebihan uang tunai ke dalam persediaan dan aktiva lainnya dalam mata uang lokal yang tidak terlalu terpengaruh oleh kerugian devaluasi, (7) Berinvestasi dalam aktiva di luar negeri dengan mata uang yang kuat.

2.          Lindung Nilai Operasional
Bentuk perlindungan risiko ini berfokus pada variabel-variabel yang memengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang asing.

3.        Lindung Nilai Struktural
Lindung nilai ini mencakup relokasi tempat manufaktur untuk   mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan.
4.        Lindung Nilai Kontraktural
Lindung nilai kontraktural ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola potensi risiko valuta asing yang dihadapi.
Akuntansi Untuk Produk Lindung Nilai
Merupakan kontrak atau instrumen keuangan yang memungkinkan penggunaannya untuk meminimalkan, menghilangkan, atau paling tidak mengalihkan resiko pasar pada pundak pihak lain.

Produk ini mencakup antara lain Contract Forward, future, SWAP, dan Opsi mata uang :
Contract Forward Valas
Merupakan perjanjian untuk mengirimkan atau menerima jumlah mata uang tertentu yang dipertukarkan dengan mata uang domestik, pada suatu tanggal di masa mendatang.
Future Keuangan
Merupakan komitmen untuk membeli atau menyerahkan sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu di masa depan dengan harga yang ditentukan.
Opsi Mata Uang
Memberikan hak kepada pembeli untuk membeli (call) atau menjual (put) suatu mata uang dari pihak penjual (pembuat) berdasarkan harga (eksekusi) tertentu pada atau sebelum tanggal kadaluwarsa (eksekusi) yang telah ditentukan.
SWAP Mata Uang
Mencakup pertukaran saat ini dan dimasa depan atas dua mata uang yang berbeda berdasarkan kurs yang telah ditentukan sebelumnya.
SWAP mata uang memungkinkan perusahaan untuk :
·           Mendapatkan akses terhadap pasar modal yang sebelum tidak didapat diakses dengan biaya yang relatif rendah.
·           Melakukan lindung nilai terhadap risiko kurs yang timbul dari kegiatan usaha internasional.   

Kendali Keuangan
Setiap strategi manajemen risiko keuangan harus mengevaluasi efektivitas program lindung nili. Umpan balik dari siatem evaluasi yang berjalan akan membantu untuk menyusun pengalaman kelembagaan dalam praktik manajemen risiko.

Sistem Pelaporan
Sistem pelaporan risiko keuangan harus dapat merekonsiliasikan sistem pelaporan internal dan eksternal. Kegiatan manajemen risiko memiliki orientasi ke depan. Manajemen risiko keuangan merupakan contoh utama dimana keuangan perusahaan dan akuntansi sangat berkaitan erat.
Contoh Perusahaan yang Menerapkan Manajemen Risiko Keuangan :
Pelaksanaan dan Penerapan Manajemen Risiko di PT Pindad (Persero) Tahun 2014
Pada tahun buku 2014, perusahaan berusaha meningkatkan penerapan manajemen risiko dengan menetapkan fungsi manajemen risiko ke dalam organisasi PT Pindad (Pesero) dengan membentuk Divisi Legal & Manajemen Risiko pada bulan Agustus tahun 2014, dimana Divisi Legal & Manajemen Risiko berada di bawah Direktorat Keuangan. Pengalokasian sumberdaya manusia untuk pengelolaan manajemen risiko secara bertahap mulai terealisasi pada awal bulan Oktober 2014.

Referensi :
Choi F. D. S, dan Gary K. 2005. International Accounting. Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat






Tulisan Ini Untuk Memenuhi Tugas Softskill Mata Kuliah Akuntansi Internasional.
Dosen:             Jessica Barus, SE., MMSI.
Nama:              H.Rizky
K.H.Agasshi
Universitas Gunadarma